Orang berjuang
Engkau pun mahu berjuang
Tapi apa yang kau perjuangkan
Demi agama kau kah
Demi bangsa kau kah
Demi raja kau kah
Atau demi negara kau kah
Atau engkau memang tak tahu apa yang kau juangkan
Orang berjuang
Engkau pun mahu berjuang
Engkau melalak, memekik, merusuh
Tapi untuk apa yang kau pekikkan
Untuk apa yang kau lalakkan
Untuk apa yang kau rusuhkan
Atau memang engkau saja-saja menjerit tak tentu hala
Orang berjuang
Engkau pun mahu berjuang
Mereka bercakap berkobar-kobar
Engkau pun tak mahu tinggal
Mereka berkata penuh isi
Kata-kata kau pula sambang si dedak
Hanya berapi di kedai-kedai kopi
Orang berjuang
Engkau pun mahu berjuang
Tapi perjuangan kau umpama ayam jantan
Kokoknya panjang, tajinya tajam
Bulu tengkuk meremang remang memasang laga
Bila dihambat batu engkau terbang bertempiaran
Khamis, 25 Julai 2013
Sabtu, 4 Februari 2012
CeritaPendek 1
Si Cantik....dengan pandangan mata yang redup merenung sayu pada gadis yang terlantar di atas leca...tak bermaya. Mereka berbalas renungan....kosong, tiada sinar bahagia seperti dahulu....namun ada pengharapan dibalik kekosongan itu.
Sang gadis menghulurkan tangannya dengan segala kudrat yang tersisa...menggamit si Cantik agar mampir padanya. Si Cantik akur...ia segera merapati sang gadis lalu meletakkan tangan kecilnya pada badan si gadis...si Cantik tak sanggup memandang penderitaan si gadis lalu membuang pandangannya ke arah lain agar tak terlihat si gadis air matanya yang sudah mulai bergenang...
"Cantik...engkau pun tak sudi melihat aku..."...rintih sang gadis....Si cantik tersentak lalu cepat-cepat ia menyentuh wajah sang gadis...menafikan kata-kata si gadis...
"Maafkan daku...aku tak bermaksud begitu...."...desah hati si Cantik lantas ia berbaring disebelah si gadis sambil merangkul tubuh keding itu...bau hanyir yang menyucuk-nyucuk hidung dari sang gadis tidak memberi kesan pada si Cantik...
"Cantik...masa aku sudah tidak lama...." kata sang gadis...matanya terpaku pada siling usang di bilik yang sempit itu
Dahulu ketika sebelum terlantar begini....si gadis akan mengusap kepalanya sambil mengadu tentang masalah hidupnya....entahlah....si Cantik tak faham apa yang yang dikeluhkan gadis itu setiap hari.....si Cantik rajin mengintainya dari tingkap bilik itu semasa gadis itu keluar bekerja...kadang-kadang jika kebosanan ia akan mengekori si gadis sampai ke tempat kerjanya....tempat yang kelam,bingit, dicahayakan dengan lampu berwarna warni serta berbau pelik...si Cantik tak suka dengan tempat itu lalu segera beredar mencari temannya untuk bergosip.....si Merah yang tinggal berdekatan tempat kerja tuannya.....dialah yang rajin bercerita itu dan ini....cerita yang amat mengasyikkan tentang pengunjung tempat suram berlampu malap itu...
Setiap hari menjelang petang si gadis pasti bersiap-siap menghias diri dengan pelbagai warna di calit di wajahnya...memakai pakaian yang indah-indah...si Cantik pasti terpesona dengan transformasi si gadis setiap hari....usai berdandan si gadis keluar dan akan pulang sebelum dinihari...dan si Cantik pun mengambil kesempatan keluar berjumpa dengan teman-teman yang lain di bawah....di masa itulah dia melihat si gadis dirangkul tubuhnya oleh sang lelaki dan dibawa pergi...Cantik pasti, mesti ke tempat bingit itu...
Suatu hari si Cantik lihat sang gadis tidak bersiap-siap seperti biasa...si cantik pun naik hairan lalu menggeselkan tubuhnya pada sang gadis...panas....sang gadis sakit....dilihatnya tubuh sang gadis merecik peluh keluar....dia menggigil-gigil...sebentar kemudian pintu bilik dikuak kasar...masuk teman sang gadis...buru-buru membawanya pergi.....sang cantik kaget...pelbagai persoalan muncul dalam benaknya....ia cuba mengekori namun pantas sang gadis dibawa menaiki teksi bersama temannya..... Cantik merasa gusar...
Lewat malam barulah si gadis pulang...Cantik menyambutnya namun si gadis langsung tak mempedulikannya dan terus menuju ke leca usangnya...merebahkan diri lalu hanyut di ulit lena...si Cantik pantas menaiki leca lalu mengulungkan dirinya disebelah sang gadis meneman sehingga fajar...esoknya si gadis pulih deperti sedia kala namun Cantik perasan pada si gadis seolah kehilangan sesuatu....
Beberapa lama selepas hari itu ketika Cantik sedang bersantai di riba sang gadis datang teman si gadis...membawa sepusuk surat bersamanya lalu diserahkan kepada si gadis...tuntas di koyakkan sampul untuk mengeluarkan isinya...sekeping kertas putih....tiba-tiba si Cantik melihat sang gadis membuntangkan matanya, lantas tubuhnya mengigil lalu rebah ke lantai di iringi raungan teman si gadis...si Cantik terperanjat lalu melompat dari riba sang gadis, buru-buru keluar dari pintu bilik terperanjat dengan bunyi bingit itu..namun perasaan ingin tahu membuak-buak dalam hatinya membuatkan si Cantik mampir semula lalu mengendap di jendela bilik...tubuh sang gadis di goyang-goyang kasar oleh temannya dalam usaha menyedarkan si gadis...perlahan si gadis membuka mata...lalu berjurailah manik-manik jernih dari matanya...mulanya perlahan namun semakin lebat diiringi sebak tangisan si gadis...meraung meratap kesedihan hati...."balasan aku,nok...balasan aku...."...temannya terkesima...lalu mengambil kertas putih di tangan sang gadis.....wajahnya memucat, lantas beliau merangkul tubuh sang gadis lalu menangis bersama-sama...keduanya tenggelam dalam tangisan...
Sekian lama kesihatan sang gadis semakin menyusut, sekarang dia sudah kurang bersiap ke tempat kerja...jikalau sia bersiap pun, dia terpaksa menunggu lama di jemput oleh si jejaka...kadang-kadang si gadis terpaksa menunggu sehingga sudah tanpa jemputan dari mana-mana jejaka pun...kasihan sang gadis, fikir si Cantik...si Merah pun ada bercerita yang tuan empunya tempat suram berlampu malap itu pun sudah menghalaunya pergi...maka terpaksa la si gadis menunggu di lorong gelap yang sejuk akan kehadiran sang jejaka.
Dahulu sebelum sang gadis jatuh sakit, dia lah yang paling di gilai di tempat itu...menjadi rebutan sang jejaka...cerita si Merah...pabila ada jejaka yang berjaya merebutnya akan dibawa si gadis ke sudut yang jauh dari pengunjung lain...setiap malam bersilih ganti...entah apa yang mereka buat tidak lah si Merah tahu...
Kini kulit gebu sang gadis mulai mengeluarkan kudis...mula-mula kudis yang kecil namun tidak mahu sembuh lalu berubah menjadi besar, membonyok serta busuk berair...si gadis hanya menghabiskan masa berkurung dalam biliknya sahaja, badannya semakin cengkung, dia juga kerap batuk dan demam...teman si gadis lah yang menjaganya...membawanya makanan serta ubatan pada sang gadis...
Si Cantik tersedar dari lamunan panjang...tubuh sang gadis tersentak-sentak kasar..."apakah???" si Cantik memanggil nama sang gadis.....raungan si Cantik langsung hanyut di telan kepekatan malam...tiada siapa yang datang membantu...dengusan sang gadis bergelut dengan kesakitan yang amat sangat...si Cantik panik namun tidak berganjak dari tempatnya, dia masih memanggil-manggil nama si gadis...si gadis menggelepar lalu terkedang di atas leca, mulutnya mengeluarkan buih bercampur darah, matanya terbeliak...si gadis terus senyap tidak bergerak-gerak...Cantik mulai menangis, panggilannya tidak berbalas lalu si Cantik merebahkan tubuhnya pada sang gadis meratap pemergiannya....
Pabila cahaya sang mentari mencuri-curi masuk tandanya pagi menjelma, teman sang gadis datang menjenguk, lantas beliau jatuh terjelepok lalu terdengarlah jeritan kasar darinya menyebabkan jiran-jiran keluar menjenguk....dalam ribut-ribut manusia di depan muka pintu, entah dari mana muncul segerombolan manusia berbaju putih, Si Cantik masih lagi bersedih hanya dapat melihat dari jauh sementelah beliau diusir dari sisi sang gadis akan gerombolan baju putih itu menguruskan tubuh sang gadis....tubuh sang gadis diangkat lalu di masukkan ke dalam plastik hitam yang besar dan berzip...cecair busuk di curah ke atas leca, dicurah ke atas lantai...bau maung tajam menerjah deria baunya......
Tiba-tiba datang pula seseorang berbaju biru berwajah garang....bertanyakan soalan kepada salah seorang gerombolan baju putih ...."Nama si mati?"....."Syafik bin Mahmud,"....."sebab kematian?"......."komplikasi AIDS....."...........
Sang gadis menghulurkan tangannya dengan segala kudrat yang tersisa...menggamit si Cantik agar mampir padanya. Si Cantik akur...ia segera merapati sang gadis lalu meletakkan tangan kecilnya pada badan si gadis...si Cantik tak sanggup memandang penderitaan si gadis lalu membuang pandangannya ke arah lain agar tak terlihat si gadis air matanya yang sudah mulai bergenang...
"Cantik...engkau pun tak sudi melihat aku..."...rintih sang gadis....Si cantik tersentak lalu cepat-cepat ia menyentuh wajah sang gadis...menafikan kata-kata si gadis...
"Maafkan daku...aku tak bermaksud begitu...."...desah hati si Cantik lantas ia berbaring disebelah si gadis sambil merangkul tubuh keding itu...bau hanyir yang menyucuk-nyucuk hidung dari sang gadis tidak memberi kesan pada si Cantik...
"Cantik...masa aku sudah tidak lama...." kata sang gadis...matanya terpaku pada siling usang di bilik yang sempit itu
Dahulu ketika sebelum terlantar begini....si gadis akan mengusap kepalanya sambil mengadu tentang masalah hidupnya....entahlah....si Cantik tak faham apa yang yang dikeluhkan gadis itu setiap hari.....si Cantik rajin mengintainya dari tingkap bilik itu semasa gadis itu keluar bekerja...kadang-kadang jika kebosanan ia akan mengekori si gadis sampai ke tempat kerjanya....tempat yang kelam,bingit, dicahayakan dengan lampu berwarna warni serta berbau pelik...si Cantik tak suka dengan tempat itu lalu segera beredar mencari temannya untuk bergosip.....si Merah yang tinggal berdekatan tempat kerja tuannya.....dialah yang rajin bercerita itu dan ini....cerita yang amat mengasyikkan tentang pengunjung tempat suram berlampu malap itu...
Setiap hari menjelang petang si gadis pasti bersiap-siap menghias diri dengan pelbagai warna di calit di wajahnya...memakai pakaian yang indah-indah...si Cantik pasti terpesona dengan transformasi si gadis setiap hari....usai berdandan si gadis keluar dan akan pulang sebelum dinihari...dan si Cantik pun mengambil kesempatan keluar berjumpa dengan teman-teman yang lain di bawah....di masa itulah dia melihat si gadis dirangkul tubuhnya oleh sang lelaki dan dibawa pergi...Cantik pasti, mesti ke tempat bingit itu...
Suatu hari si Cantik lihat sang gadis tidak bersiap-siap seperti biasa...si cantik pun naik hairan lalu menggeselkan tubuhnya pada sang gadis...panas....sang gadis sakit....dilihatnya tubuh sang gadis merecik peluh keluar....dia menggigil-gigil...sebentar kemudian pintu bilik dikuak kasar...masuk teman sang gadis...buru-buru membawanya pergi.....sang cantik kaget...pelbagai persoalan muncul dalam benaknya....ia cuba mengekori namun pantas sang gadis dibawa menaiki teksi bersama temannya..... Cantik merasa gusar...
Lewat malam barulah si gadis pulang...Cantik menyambutnya namun si gadis langsung tak mempedulikannya dan terus menuju ke leca usangnya...merebahkan diri lalu hanyut di ulit lena...si Cantik pantas menaiki leca lalu mengulungkan dirinya disebelah sang gadis meneman sehingga fajar...esoknya si gadis pulih deperti sedia kala namun Cantik perasan pada si gadis seolah kehilangan sesuatu....
Beberapa lama selepas hari itu ketika Cantik sedang bersantai di riba sang gadis datang teman si gadis...membawa sepusuk surat bersamanya lalu diserahkan kepada si gadis...tuntas di koyakkan sampul untuk mengeluarkan isinya...sekeping kertas putih....tiba-tiba si Cantik melihat sang gadis membuntangkan matanya, lantas tubuhnya mengigil lalu rebah ke lantai di iringi raungan teman si gadis...si Cantik terperanjat lalu melompat dari riba sang gadis, buru-buru keluar dari pintu bilik terperanjat dengan bunyi bingit itu..namun perasaan ingin tahu membuak-buak dalam hatinya membuatkan si Cantik mampir semula lalu mengendap di jendela bilik...tubuh sang gadis di goyang-goyang kasar oleh temannya dalam usaha menyedarkan si gadis...perlahan si gadis membuka mata...lalu berjurailah manik-manik jernih dari matanya...mulanya perlahan namun semakin lebat diiringi sebak tangisan si gadis...meraung meratap kesedihan hati...."balasan aku,nok...balasan aku...."...temannya terkesima...lalu mengambil kertas putih di tangan sang gadis.....wajahnya memucat, lantas beliau merangkul tubuh sang gadis lalu menangis bersama-sama...keduanya tenggelam dalam tangisan...
Sekian lama kesihatan sang gadis semakin menyusut, sekarang dia sudah kurang bersiap ke tempat kerja...jikalau sia bersiap pun, dia terpaksa menunggu lama di jemput oleh si jejaka...kadang-kadang si gadis terpaksa menunggu sehingga sudah tanpa jemputan dari mana-mana jejaka pun...kasihan sang gadis, fikir si Cantik...si Merah pun ada bercerita yang tuan empunya tempat suram berlampu malap itu pun sudah menghalaunya pergi...maka terpaksa la si gadis menunggu di lorong gelap yang sejuk akan kehadiran sang jejaka.
Dahulu sebelum sang gadis jatuh sakit, dia lah yang paling di gilai di tempat itu...menjadi rebutan sang jejaka...cerita si Merah...pabila ada jejaka yang berjaya merebutnya akan dibawa si gadis ke sudut yang jauh dari pengunjung lain...setiap malam bersilih ganti...entah apa yang mereka buat tidak lah si Merah tahu...
Kini kulit gebu sang gadis mulai mengeluarkan kudis...mula-mula kudis yang kecil namun tidak mahu sembuh lalu berubah menjadi besar, membonyok serta busuk berair...si gadis hanya menghabiskan masa berkurung dalam biliknya sahaja, badannya semakin cengkung, dia juga kerap batuk dan demam...teman si gadis lah yang menjaganya...membawanya makanan serta ubatan pada sang gadis...
Si Cantik tersedar dari lamunan panjang...tubuh sang gadis tersentak-sentak kasar..."apakah???" si Cantik memanggil nama sang gadis.....raungan si Cantik langsung hanyut di telan kepekatan malam...tiada siapa yang datang membantu...dengusan sang gadis bergelut dengan kesakitan yang amat sangat...si Cantik panik namun tidak berganjak dari tempatnya, dia masih memanggil-manggil nama si gadis...si gadis menggelepar lalu terkedang di atas leca, mulutnya mengeluarkan buih bercampur darah, matanya terbeliak...si gadis terus senyap tidak bergerak-gerak...Cantik mulai menangis, panggilannya tidak berbalas lalu si Cantik merebahkan tubuhnya pada sang gadis meratap pemergiannya....
Pabila cahaya sang mentari mencuri-curi masuk tandanya pagi menjelma, teman sang gadis datang menjenguk, lantas beliau jatuh terjelepok lalu terdengarlah jeritan kasar darinya menyebabkan jiran-jiran keluar menjenguk....dalam ribut-ribut manusia di depan muka pintu, entah dari mana muncul segerombolan manusia berbaju putih, Si Cantik masih lagi bersedih hanya dapat melihat dari jauh sementelah beliau diusir dari sisi sang gadis akan gerombolan baju putih itu menguruskan tubuh sang gadis....tubuh sang gadis diangkat lalu di masukkan ke dalam plastik hitam yang besar dan berzip...cecair busuk di curah ke atas leca, dicurah ke atas lantai...bau maung tajam menerjah deria baunya......
Tiba-tiba datang pula seseorang berbaju biru berwajah garang....bertanyakan soalan kepada salah seorang gerombolan baju putih ...."Nama si mati?"....."Syafik bin Mahmud,"....."sebab kematian?"......."komplikasi AIDS....."...........
Langgan:
Catatan (Atom)